Selasa, 09 Oktober 2007

Pilketum IA-ITB 2007-2011 Tampaknya Masih Akan Menjadi Ajang Hura-Hura

Ysh Alumni ITB,

Menyimak berbagai event terkait acara Kongres IA-ITB serta memperhatikan isi (Visi-Misi-Program) para Kandidat dan metode berkampanye dan juga kesiapan KPU IA-ITB, maka sangat susah buat saya untuk mempunyai rasa 'optimisme' bahwa kelak akan 'terpilih' Ketua serta Pengurus IA-ITB yang mempunyai 'arti' bagi mayoritas alumni nya, ITB apalagi bagi bangsa Indonesia. Kalau kata orang perancis sih IL NY A PAS DE NOUVEAU..

1. Visi dan materi program masih 'muluk-muluk' dan terkesan 'obral janji', padahal kita tahu bahwa Ketua terpilih serta Pengurus yang dibentuk akan mempunyai keterbatasan waktu, tenaga dan dana. IA-ITB kan organisasi sekelas Paguyuban... .bukan sebuah perusahaan ataupun kementerian yang garis hierarki dan bayarannya jelas.

2. Banyak alumni yang berpendapat bahwa justru yang belum diungkap dan dijabarkan secara konkrit oleh para kandidat adalah 'fungsi mediasi dan fasilitasi'. Pernah di posting di milis ini bahwa ada 7 Menteri di Kabinet, sekitar 200 orang alumni menjadi Anggota DPR RI, puluhan orang menjadi pejabat Eselon I, ratusan menjadi pejabat Eselon II, puluhan menjadi aktivis LSM, petinggi Partai Politik, Pengusaha papan atas maupun menengah. Kalau bisa me mediasi dan memfasilitasi mereka saja sesungguhnya para kandidat tidak perlu repot-repot harus
membuat program segala. Cukup canangkan saja 1 program untuk 5 tahun kepengurusan IA-ITB dan kemudian dikeroyok ramai-ramai dari mulai tatanan konseptual hingga implementasi nya agar berjalan (ambil contoh misal masalah pengentasan kemiskinan atau krisis energi di Indonesia atau yang lainnya). Insya Allah akan lebih kongkrit dan lebih terasa
manfaatnya. Jadi kata kuncinya adalah 'kekuatan lobby' dan 'kesinambungan program' untuk mensinergikan semua kekuatan alumni ITB yang 'telah jelas ada didepan mata'.

3. Masih bersifat 'elitis', terbukti dari kewajiban setor '30 juta rp' untuk nyalon dan jaminan '100 juta rp' kalau menang serta masih 'sangat konvensional' di era teknologi yang sudah canggih dan relatif murah ini (mutusin untuk on-line/sms voting aja kok ribet amat). Hal lain yang membuktikan ini antara lain adalah bahwa partisipasi aktif Alumni ITB mengikuti Kongres 5 tahunan yang selalu <10%. Mereka yang datang di Kongres atau apalagi yang hadir dalam acara-acara buatan Pengurus IA-ITB biasanya 'itu-itu juga' orangnya. Mereka yang 'aktif'
didominasi oleh:
a) Para mantan aktivis kampus (Dewan, MPM, Unit, Himpunan, 'keormasan kampus' yang berafiliasi)
b) Para wirausahawan, pedagang, profesional dan birokrat yang merasa 'sudah sukses' disatu pihak atau kelompok kebalikannya yang 'mencari cari peluang' dilain pihak.
c) Para selebrities kampus yang biasa kongkow-kongkow diluar organisasi resmi Kampus ITB.
d) Para alumni dari berbagai instansi (pemerintahan, swasta, BUMN) yang disuruh datang oleh atasannya (biasanya datang atas biaya atau terkait konduite kantor tempat masing-masing bekerja).

Rekan-rekan boleh setuju/tidak setuju dengan opini ini, tapi paling
tidak seperti itulah 'realitasnya'...Menyedihkan? ..Memang. ..!

Salam:
Abah - GL 76